Pembuatan KTP di Sekolah? Emang Bisa?

Jumat, 19 Januari 2024. Siswa-siswi SMAN 1 Kencong yang sudah berumur 17 tahun diberi kesempatan untuk membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP) di sekolah. Jadi, siswa-siswi tidak perlu mengurus ke kantor kelurahan atau kecamatan setempat.
Untuk persyaratannya, siswa siswi hanya perlu membawa Fotocopy Kartu Keluarga ( KK) dan Akta kelahiran.Petugas juga memberikan kebebasan kepada siswa untuk memakai pakaian bebas rapi (bukan seragam sekolah dan kaos) juga memperbolehkan para siswa untuk berhias terlebih dahulu.
Kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah siswa siswi yang ingin membuat KTP namun belum sempat karena mungkin ada satu dan lain hal.Selain itu, KTP berlaku sebagai identitas diri dan juga membantu siswa-siswi untuk pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya
Pembuatan KTP ini mendapat apresiasi dari siswa - siswi karena merasa sangat terbantu sekali tanpa harus mengantri di kantor Kecamatan maupun di Dinas Kependudukan Kabupaten. Salah satu siswa yang turut membuat KTP ini mengatakan perasaannya setelah akhirnya bisa membuat KTP dengan dipermudah oleh sekolah. "Terima kasih karena kami sudah difasilitasi dalam pembuatan dokumen kependudukan oleh sekolah. Semoga ini tidak hanya berhenti sampai disini, tapi dapat berlanjut di masa - masa berikutnya" ungkap siswa tersebut.
Kegiatan perekaman e-KTP terlaksana berkat kerja sama yang baik antara SMAN 1 Kencong, Kecamatan Kencong, dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Jember.

Penulis : Keisha X.9
Share:

Seminar P5 menghadirkan DP3AKB Jember, Duta Genre Jember, dan Puskesmas Kencong

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh pelajar kurikulum merdeka. Begitupun SMAN 1 Kencong, kali ini kami mengangkat tema "Bangunlah Jiwa dan Raga". Untuk menambah wawasan mengenai materi P5 kali ini, SMAN 1 Kencong telah mengadakan seminar P5 bagi siswa-siswi kelas X dan XI. Kegiatan ini dilaksanakan pada jam ke 2 hingga jam ke 5 di aula lantai 2 SMAN 1 Kencong.
Pada awal seminar, semua peserta yang ikutserta dalam kegiatan tersebut diminta berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu dilanjut dengan Sambutan dari bapak Wakil Kepala Sekolah, dan pembawa acara yang pertama yakni Bapak Andy Asmara. Beliau menjelaskan betapa pentingnya menjaga kesehatan mental khususnya bagi remaja. Pak Andy juga menjelaskan tentang teori mengenai otak yang terbagi menjadi 3. Yang pertama yaitu alam sadar, yang kedua alam pra-sadar, dan yang terakhir alam bawah sadar. Beliau juga menyampaikan teori alam bawah sadar adalah yang paling jarang dperhatikan kesehatan mentalnya. Padahal, alam bawah sadar ini adalah 80% bagian yang mempengaruhi otak kita.

Setelah sambutan dri Bapak Andy, siswa-siswi diberikan penjelasan juga mengenai pentingnya mempeljari bahaya dari kenakalan remaja yang disampaikan oleh kakak-kakak Insan Genre Kabupaten Jember. Beberapa poin yang didapat dari penjelasan kakak-kakak tadi diantaranya:

  1. Genre adalah Generasi Berencana yang merupakan program BKKBN yang bertujuan menginformasikn pada remaja untuk melngsngkan kegidupn berkeluarga seanjutnya.
  2. Remaja merupakan proses pendewasaan seseorang ketika ia sudah mulai labil, kepo, dan mengalami perubahan-perubahan fisik secara cepat.
  3. Jika mengikuti Genre, Benefit yang bisa didapatkan adalah dapat menyelesikan masalah sendir, mengetahui masalah-masalah yang dialmi remaja, dan bagaimana cara menetralkan emosi.

Tidak hanya itu, siswa-siswi SMAN 1 Kencong juga mendapat pembekalan dari dokter Puskesmas Kenong mengenai kesehatan reproduksi remaja dan cara menjaga kebutuhan gizi agar tidak menyebabkan berbagai macam penyakit. Contohnya seperti penyakit HIV?\AIDS yang bisa disebabkan oleh seks pra-nikah, seringnya aborsi hingga terkena kanker serviks, dan gizi buruk yang bisa menyebabkan stunting.

Dari kegiatan seminar ini, tentunya banyak pelajaran yang diperoleh untuk pembekalan siswa-siswi di masa yang akan datang. Jadi, mari kita jaga kesehatan fisik maupun mental kita, agar terhindar dari bebagai macam penyakit berbahaya.

Penulis : Keisha X.9 | Editor : Cak Narto
Share:

IHT Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Peserta Didik

Peningkatan mutu pembelajaran yang keberpihakan pada peserta didik sebagai tujuannya adalah hal mutlak yang harus dipenuhi oleh sebuah instansi pendidikan. Hal tersebut sebagai upaya penerapan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Dengan tiga semboyan pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarsa Sun Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani harus benar-benar dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya, terutama oleh para Pendidik Profesional. 
Dalam upaya peningkatan kompetensi pendidik itulah, SMAN 1 Kencong terus mengasah kemampuan, keterampilan serta pemahaman pendidik pada tupoksinya. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan mengadakan In House Training (IHT) yang kali ini dilaksanakan pada awal Semester Genap. Pada IHT kali ini, SMAN 1 Kencong menghadirkan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Jember - Lumajang, Bpk. Sugeng Trianto, S.Sos.,  MM.; Kasi SMA, Bpk. Cahyo Budi Laksono, S.S.; Kasi SMK, Bpk. Abdul Khotib, S.Pd.; Ka Sub Bagian TU, Ibu Trismining Widiastutik, S.Pd.; Pengawas Bina SMAN 1 Kencong, Bpk. Ponadi, M.Si.; serta Guru Berprestasi Pemenang GCC Batch 4 Bidang Lomba Media Pembelajaran Interaktif berbasis IT, Bpk. Dr. Abdul Muis Joenaidy sebagai narasumber.
Sebagai pembuka pada acara IHT ini, Bpk. Muhammad Saiful Bahri selaku Kepala Sekolah menyampaikan dasar, tujuan, dan manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan IHT kali ini yang kemudian diamini dan dibuka secara resmi oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan wilayah Jember-Lumajang. 
Mengambil tema "Menceritakan Inovasi Pembelajaran untuk Peningkatan Kualitas Peserta Didik" kegiatan IHT ini meningkatkan antusias para tenaga pendidik di SMAN 1 Kencong. Karena materi yang dibawakan oleh narasumber sangat menarik baik dari segi penyampaian maulun isi dari materi itu sendiri. Terutama materi yang dijadikan sebagai penutup kegiatan ini. Membangun sebuah media pembelajaran interaktif dengan memanfaatkan kemajuan IT, ternyata menghipnotis seluruh peserta IHT untuk terus mengikuti sampai acara berakhir.
Bahkan di akhir acara, pada tahapan refleksi banyak diantara peserta yang mengajarkan ada pelatihan lanjutan tentang materi ini. Hal ini menunjukkan bahwa kemauan para tenaga pendidik untuk terus meningkatkan kompetensinya. Dan tentu saja ini akan berbanding lurus demgan peningkatan kualitas peserta didik.
Share:

Pengunjung

Kesaktian Pancasila

Kami ada di

Support

3/random/post-list